Sabtu, 12 Maret 2011

CHOCOLATE STRAWBERRY

COKELAT STRAWBERRY


Bayangkan ketika ada dua orang anak manusia yang bertemu disaat tak terduga. Disaat satu sama lain tidak ingin bertemu. Ya, aku coba membayangkan itu. Membayangkan apa yang terjadi padaku. Ketika itu aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Aku bahkan masih ingat tempat dimana aku sering sekali bertemu dengannya secara tak sengaja. Aku tidak benci karena harus bertemu dengannya. Bisa dibilang aku agak senang, bahkan setelah pertemuan yang entah keberapa kalinya, aku berharap aku bisa kenal lebih dekat dengannya. Sebenarnya, aku tahu siapa dia. Dan begitu pun sebaliknya, tapi di sekolah kami tidak pernah saling sapa. Hm, mungkin itu adalah kebodohan atau apalah namanya. Waktu itu aku sudah mendapatkan banyak informasi tentang pribadinya. Ramah, cuek, pintar, pendiam, dingin, dan lucu. Temanku bilang dia itu tampan. Mungkin iya, aku menduganya setelah beberapa waktu terlewat. Unik, ‘perkenalan’ kami diawali di jalan. Sepertinya itu alasan kenapa aku sangat menyukai berkeliling dengan motorku melalui jalan itu. Aku merasa setiap aku melewati jalan itu, aku berpapasan dengannya. Terdengar konyol, tapi ini nyata. Kini, sudah hampir 2 tahun berlalu. Sudah banyak cerita tentang kami. Benar, sekarang doaku terkabul. Aku sudah mengenalnya, aku tahu makanan kesukaannya, aku tahu warna kesukaannya, aku tahu apa yang dia benci, aku tahu lagu kesukaannya, dan mungkin aku hampir tahu semua sifatnya. Aku harap dia juga begitu. Tapi sayang, itu semua hanya sebatas teman. Perhatian yang diberikan pun hanya sebagai teman. Aku mengerti itu, karena waktu itu dia sering bercerita tentang perempuannya itu. Aku rasa aku tidak mungkin menggantikan singgasana yang dia bangun untuk orang lain. Sekarang, jalan itu sepi. Aku tidak lagi sering bertemu dengannya. Mimpi yang awalnya tidak ingin aku jadikan nyata sekarang benar-benar tidak mungkin menjadi nyata. Untuk menunggunya di jalan itu pun rasanya tak mungkin. Meski sekarang kami selalu bertegur sapa dan bercerita, tapi semua tidak akan merubah pikirannya untuk berpindah hati. Lucu sekali ya, Tuhan benar. Dia-lah sang Maha Adil, hidup itu pilihan. Ketika aku bertemu dengannya dulu aku pasti hanya mempunyai pilihan itu tanpa bisa berbicara dengannya, tapi sekarang pilihanku berbeda. Aku tidak mungkin memiliki pilihan hidup yang selalu aku mau. Maaf, aku hanya bisa mengagumimu sampai saat ini. Aku tidak ingin membuatmu membenciku. Sebenarnya aku ingin sekali bisa seperti coklat dan strawberry yang bisa menyatukan rasa dengan keunikannya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar